Taman
rindang itu dipenuhi beraneka tanaman. Bunga-bunga mewangi, sementara buah
ranum menyembul disela-sela dahannya yang rimbun. Disatu pojok, sebatang tunas
tumbuh dan berkembang dengan segarnya. Batangnya kokoh, rantingnya dihiasi
pucuk-pucuk daun lebat dengan akar terhujam kebumi. Tunas itu khas. Ia berada
ditempat yang khas. Jika fajar menyingsing sinar mentari menerpa
pucuk-pucuknya. Ketika siang menjelang ia dipayungi rimbunan dahan di
sekitarnya. Dan saat petang beranjak, sang raja siangpun sempat menyapa selamat
tinggal melalui sinarnya yang lembut. Sang tunas tumbuh dalam suasana hangat.
Maka tak heran jika ia tumbuh dalam, berbuah lebat, berbatang kokoh dan
berdahan rindang. Tunas itu adalah Taqiyyudin Ahmad bin Abdilhalim bin Taymiyyah.